Dalam taraf tertentu aku selalu gagal mengingat jalan pulang bila kau sering mampir ke toko pernak-pernik. Aku membayangkan kasur empuk di rumah dari jarak 1.000 kilometer jauhnya. Keterlambatanku karena aku ceroboh dan kau lupa mengemas barang-barang penting selain buah tangan yang kurang diminati remaja; ukiran marmot karya kepala suku atau hiasan dinding dari rotan yang telah menguning. Aku tak bisa membuatmu mengerti kelelahanku berasal dari ...