Sudah tiba saatnya warga Sei Suka memilih pemimpin. Desa itu harus segera bangkit. Dan, pemilihan pemimpin adalah salah satu cara untuk menuju kemakmuran – cara yang dianggap paling penting dan yang harus pertama dilakukan. Karena itu, ketika waktu menyisakan satu pekan, warga jadi sibuk, menyusun strategi hingga merancang muslihat agar pilihan mereka menang.
Begitupun dengan Pak Ngah. Bedanya, Pak Ngah tak peduli dengan tiga pasang pemimpin yang gambar wajahnya sudah memenuhi kampung itu. Yang dia pedulikan adalah tumpukan uang di kedai kopi. Ya, hiruk-pikuk pemilihan pemimpin telah menyeret sebagian warga untuk berjudi. Bertaruh bak pertandingan sepakbola.
Dan, Pak Ngah memilih mendatangi rumah Belalang. Tokoh yang dimaksud ini aslinya bernama Syahrul. Dia mendapat panggilan Belalang karena nasibnya persis dengan cerita Pak Belalang – cerita rakyat yang memang masih begitu hidup di Sei Suka. Dengan kata lain, Syahrul telah menjadi Pak Belalang di zaman sekarang, ahli ramal terpercaya.
“Belalang, kau pasti tahu maksudku kemari ...