Belum Usai

Oleh: Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani

Ajeng duduk di sudut kafe kecil di dekat kampusnya. Secangkir kopi dingin tergeletak di atas meja, hampir tak tersentuh. Pandangannya menerawang keluar jendela, memerhatikan orang-orang berlalu lalang dengan pikiran yang bercabang. Dalam benaknya, ia terus bertanya-tanya, ke mana arah hubungan ini akan membawanya.

Sudah hampir dua tahun sejak ia mengenal Kuncoro. Hubungan mereka dimulai dengan ringan, penuh canda tawa, seperti dua sahabat yang tak...

Baca selengkapnya →