Sadikin yang kukenal dulu hanya petani penggarap lahan orang seperti diriku. Derajat sosialnya juga tak beda jauh denganku, sama-sama golongan susah. Tapi, lihatlah sekarang! Sadikin makmur dan sejahtera. Ia telah bercerai dengan susah. Semua diraihnya setelah membuka warung bakso di tepi jalan. Dari warung bakso itulah pundi-pundi rupiah tak henti mengalir ke kantungnya.
Sukses yang diraih Sadikin berbuntut kabar burung. Bak udara, kabar itu berembus begitu saja di antara warga sekitar tempat tinggalnya. Mencengangkan memang, hanya dalam hitungan bulan ia sudah berlimpah materi. Warga menilai, ada janggal dengan begitu panjang antrean pembeli bakso Sadikin. Bagaimana mungkin warung bakso Sadikin bisa teramat laku seperti ini, padahal hanya warung pemula yang be...