Sejak dipecat dari pabrik tekstil karena diduga mencuri kain dari gudang, Mahmud bekerja sebagai tukang aduk pocokan di proyek bangunan. Terkadang ia berangkat seminggu, libur sebulan. Tekadang dapat menafkahi keluarganya sebulan, namun sering memaksanya perihatin tiga bulan.
Melihat Mahmud sering tampak linglung di teras rumah, tetangga kiri-kanannya merasa iba. Terlebih saat Surti mencaci-makinya sesudah dua minggu tidak memberikan uang belanja. SPP bulanan anaknya yang selalu nunggak. Listrik di rumahnya yang disegel PLN, karena telat melunasi iuran bulanan.
Menanggung beban hidup yang semkin berat, Mahmud sering berpikir buruk. B...