Setiap kali matahari menumpahkan dirinya ke aspal, ibu berubah menjadi makhluk bersayap-bukan malaikat, tetapi lebih mirip burung beo yang dibakar setengah matang dan tetap bernyanyi. Ia berdiri di tengah jalan seperti jarum jam yang kehilangan angka-angka, sambil menggendong adikku yang masih seperti sebongkah adonan, belum matang betul sebagai manusia.
Tangan kanannya memutar bola-bola plastik seperti sedang mencoba membujuk planet-planet agar...