Buku yang Dipinjam

Oleh: Harsa Permata

Sore yang sepi dan penuh debu. Seorang perempuan muda, baru saja melewati jalanan tidak rata depan pagar besi hitam sebuah rumah. Usman sedang duduk di atas kursi kayu panjang samping rumah dengan pagar besi itu, ia terlihat sedang duduk sendirian, ditemani bungkusan rokok kreteknya.

Bermenung sendirian, menghilang dari keramaian, keramaian yang dianggapnya hanya berisikan keluh kesah, caci maki dan bentakan. Melarikan diri dari suara-suara sumbang yang menulikan pendengaran. Menikmati kesendirian, berkawan angin dan debu.

Cinta yang menyakitkan, rasa kecewa akan kehidupan yang teramat dalam, sedalam kata-kata singkat puisi-puisi Tiongkok, yang karena saking dalamnya tidak terlukiskan maknanya. Semuanya bergelut liar dalam kepala dan dada Usman. Setelah semua hal yang dial...

Baca selengkapnya →