Bunga (di Retakan Dinding)

Oleh: Sekar Kinanthi

Berkali-kali menghela napas tidak membuatku merasa lega. Hatiku berat seperti membawa beban yang tidak terlihat. Apakah mengampuni tetap menjadi cara?

Isakan tertahan mengoyak dadaku. Setiap embusan napas terasa seperti desahan terakhir. Aku bersembunyi di balik selimut tipis, berharap kegelapan kamar bisa menelan semua rasa sakit yang tak terperi.

Kepalaku berdenyut-denyut nyeri, sisa pukulan Ayah yang barusan mendarat. Aku mencoba menekan pelipis...

Baca selengkapnya →