“Kenapa harus dia, sih?! Kayak nggak ada orang lain, aja!”
Itu kalimat pertama yang dilontarkan oleh Darile dengan nada muaknya. Pandanganku yang semula tertuju kepadamu, teralihkan oleh wajah kesalnya. Karena hati tidak bisa memilih kemana cinta akan berlabuh. Jika aku menjawab begitu, dia akan memutar bola matanya dan memasang tampang pura-pura muntah. Jadi aku memilih untuk balik bertanya.
“Memang kenapa kalau dia?”
Anak itu kini memasang...