"Kami memberi kalian waktu tiga bulan. Kalau tidak, kami akan tutup theme park itu!" ancaman dari Presiden Direktur yang ada di pusat.
Hal itu membuat tim manajemen "Happy Family Theme Park" kalang kabut. Mereka harus bekerja keras, memutar otak mencari solusi agar perusahaan tempat mereka tidak ditutup.
Wahana permainan yang merupakan tempat hiburan keluarga itu mengalami krisis keuangan karena sepinya pengunjung yang datang bermain ke dalam theme park dengan konsep indoor tersebut, setelah memasuki tahun ketiga, beroperasi!
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan? Ada yang punya solusi?" tanya pimpinan yang sedang pusing.
"Aku, Bu!" Manager Keuangan mengacungkan tangan.
"Silakan!"
"Aku punya dua jalan keluar, Bu!"
"Silakan, lanjut!"
"Pertama, kita kurangi jadwal operasional theme park. Kedua, kita potong gaji bulanan karyawan!"
"Keberatan! Aku rasa itu hanya solusi untuk mengurangi pembengkakan biaya produksi atau pengeluaran perusahaan, tapi tidak memberikan solusi untuk memperbaiki kelangsungan theme park ini,"Manajer Produksi, keberatan.
"Setuju! Misi kita sekarang adalah bagaimana membuat theme park ini tetap beroperasi. Ingat ada dua ratus kepala yang menggantungkan hidup di perusahaan ini!" timpal Manajer Personalia.
Terjadi perdebatan panjang antara petinggi perusahaan di dalam ruang pertemuan itu.
"Baiklah, setelah mempertimbangkan masukan dari kalian, maka, dengan ini aku sebagai Direktur Utama, pimpinan dari perusahaan ini memutuskan untuk menerima usulan Pak Nilwan selaku Manajer Keuangan yaitu … POTONG GAJI KARYAWAN!"
Polemik baru muncul setelah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Ibu Tirta Ningrum.
Nasib malang mengintai dua ratus karyawan yang menggantungkan hidup di tempat itu. Tidak terkecuali gadis yang bernama Alena. Gadis yang mem-provokasi semua karyawan untuk menolak keputusan pihak manajemen itu.
"Kita harus bertindak! Bagaimana bisa kita bekerja full time, sementara gajinya cuma setengah? Itu tidak akan cukup untuk makan sebulan. Kita mau bayar cicilan pakai apa? Sekarang mereka memotong gaji bulanan kita, besok mereka mengeluarkan kita. Jangan menunggu menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Mari tunjukkan perlawanan kita! Catat, nasib kita bukan ada di tangan mereka, akan tetapi, nasib mereka ada di tangan kita. Tangan para buruh kerja!"
Alena berhasil mempengaruhi pikiran teman-temannya, sesama karyawan theme park yang terdiri dari beberapa divisi. Mereka melakukan aksi demo dan mogok kerja.
Divisi yang paling merasakan imbas dari pemotongan gaji karyawan itu adalah karyawan yang satu divisi dengan Alena. Mereka terdiri dari, Customer Service bertugas di bagian depan, Kasir bertugas di ...