Aku sadar betul, sebagai laki-laki sudah seharusnya aku menjadi bahu dan telinga untuk istriku. Tempat bersandar dan mendengarkan segala keluh kesahnya. Selalu berjalan disampingnya, bukan di depannya karena angkuh atau di belakang karena lemah. Melindunginya dan memberikan nafas lega akan segala kegundahannya. Memberi kemudahan untuknya meraih mimpi dan kebahagiaan. Ya, seharusnya aku seperti itu. Tapi—
"Woy, bangun….!"
"Kerja gak, Udah jam be...