Hidupku merana. Aku sebatang kara, tak punya harta benda, bahkan pekerjaan untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar. Baru saja aku didepak dari toko bangunan tempatku akhirnya mendapat pekerjaan setelah hampir satu bulan menganggur. Padahal, belum sampai seminggu sejak aku mulai menggantung hidup dari sana.
Berbekal tas kecil berisi uang sisa dua puluh ribu Rupiah dan ponsel berlayar retak, aku menelusuri jalanan pinggir kota. Pikiranku kosong. Sema...