Sejujurnya, baru kali ini aku merasakan udara yang begitu keparat. Panasnya membuat kulitku serasa dicubiti. Padahal, kakiku baru dua menit menginjak lagi Medan. Namun setiap bagian tubuhku sudah tidak bisa lagi menyesuaikan suhu di sini. Saat kuturuni tangga keluar pesawat, baru kusadari udara di sini sudah jauh berbeda. Tenggorokanku seperti menghirup asap bara. Rasanya sesak. Apalagi dua koper yang kubawa di perjalanan, membuat nafasku sering ...