Mata Vara tak pernah lepas dari satu titik, yaitu pintu cokelat gelap di seberang jalan. Sudah cukup lama dia berdiam diri di dalam mobil yang dia parkir di pinggir jalan sebuah kompleks perumahan. Pada menit ke-38, dia menarik napas dalam-dalam dan keluar dari mobil. Ditemani gerimis hujan, langkahnya terayun ke depan pintu cokelat yang dia pandangi sedari tadi.
Sekonyong-konyong, Vara berhenti. Dia tak sanggup mengetuk pintu itu. Padahal, dulu d...