Dahaga

Oleh: Zaki S. Piere

Di ruang yang hanya tersekat selembar dinding, samar suara mereka menembus pori-pori semen.

Ada gebrak meja, ada parau. Barangkali teriak yang tertahan di kerongkongan. Saya bergelung di bawah selimut seperti trenggiling kedinginan. Tak sepenuhnya mampu saya tangkap apa yang mereka bicarakan, atau perdebatkan, atau pertaruhkan, atau perebutkan. Pukul satu dini hari. Lidah saya kering. Pengantar air galon baru akan mengetuk pintu kos besok siang. K...

Baca selengkapnya →