Dear, Mima....
Ini Jeni. Adikmu. Mulai hari ini, aku menulis di buku harian. Sahabatku, Sita bilang, aku harus punya buku ini untuk menulis semua yang aku rasakan sehari-hari. Dari pada aku meluapkan emosi yang nggak terkendali kepada orang lain. Aku setuju. Aku nggak mau kalau tiba-tiba tantrum dan merepotkan banyak orang.
Hari ini, muka Ibu kelihatan sedih. Dia melihat foto-foto kamu. Tampaknya dia kangen. Kamu kangen Ibu, nggak? Aku berusaha membuat Ibu ceria. Tapi, aku hanya membeku memandangi punggungnya tanpa bisa ...