Di Antara Cahaya dan Luka

Oleh: Wahyu Hidayat

Senja menempel di gedung-gedung tua kota, memantulkan cahaya oranye yang hangat di kaca jendela. Arga menyesap kopi panas di tangannya sambil menatap jalanan yang perlahan sepi. Kamera tergantung di lehernya, alat yang sudah menjadi perpanjangan matanya, saksi setiap detik yang ia abadikan. Tapi hari ini, sesuatu terasa berbeda. Hati yang biasanya tenggelam dalam ritme kota, justru terasa hampa.

Ia berjalan menyusuri trotoar yang lembap akibat hujan semalam, mengamati pantulan lampu jalan di genangan air. Setia...

Baca selengkapnya →