Hujan turun deras malam itu, membasahi jalanan kampung yang sepi. Lampu-lampu jalan redup, sebagian padam. Angin menusuk, membawa aroma tanah basah dan bayangan hitam yang berlari terengah-engah menyusuri gang sempit.
Langkahnya tertatih. Darah menetes dari luka di pahanya, membasahi celana lusuh yang makin berat oleh air. Tangan kirinya menggenggam plastik kecil berisi dompet dan ponsel hasil rampokan terakhir—dan mungkin, yang terakhir dalam h...