Dia Bukan Dia

Oleh: Samanta Radisti

Dengan gemetar, aku menapaki sebuah rumah yang sudah sangat sering aku datangi semenjak empat belas tahun silam. Ini adalah rumah Winta, sahabat dekatku semenjak kami menduduki bangku Sekolah Menengah Atas.

Winta adalah gadis periang, energik dan berprestasi. Tidak ada celah sedikit pun dari dirinya untuk mencari kekurangannya. Winta selalu menjadi sumber kebahagiaan bagi siapa saja yang berada di dekatnya, termasuk aku.

Namun, sejak dirinya mengabarkan tentang kehamilannya tujuh bulan lalu, Winta menjadi diri yang berbeda. Dia bukan dia.

Winta : Nis, telepon ya?

Aku membaca pesan singkat dari sahabatku itu yang dikirimkannya ke ponsel pintar milikku. Aku yang saat itu baru saja tiba di rumah selepas pulang bekerja, langsung mencari nomer telepon Winta dan melakukan panggilan tanpa menjawab terlebih ...

Baca selengkapnya →