Dengan gemetar, aku menapaki sebuah rumah yang sudah sangat sering aku datangi semenjak empat belas tahun silam. Ini adalah rumah Winta, sahabat dekatku semenjak kami menduduki bangku Sekolah Menengah Atas.
Winta adalah gadis periang, energik dan berprestasi. Tidak ada celah sedikit pun dari dirinya untuk mencari kekurangannya. Winta selalu menjadi sumber kebahagiaan bagi siapa saja yang berada di dekatnya, termasuk aku.
Namun, sejak dirinya mengab...