Dua Jendela

Oleh: Dhiyaunnisryna

“Huuh...” jantungku mulai berdegup kencang bersamaan dengan badan yang gemetar. Tak perlu khawatir, hanya belum makan malam, seperti biasa. “Oke, mungkin aku bisa makan sambil mengerjakan semua ini?” pikirku.

Kutengok ke arah jam, jarumnya menunjuk angka satu. Kau tahu? Bahkan malam pun mengutukku dengan segudang kesibukkan ini. “Okay, it’s time to go to bed! You have to wake up early tomorrow!” gumamku.

“Kring.. kring.. kring...€..

Baca selengkapnya →