Dua Puluh Dua Tahun

Oleh: Imajinasiku

Setelah mengenakan kemeja lengan panjang dan kulapisi dengan sweater tanpa lengan, aku mematut-matutkan diri di depan cermin. Kusisir rambutku yang telah kuolesi dengan minyak rambut tanco dan kubelah tengah. Sekali lagi kuteliti wajahku. Tidak, aku tidak melihat kalau wajahku yang tampan dan hidungku yang bangir, atau aku tidak melihat kalau wajahku masih muda meski usiaku sudah 38 tahun. Tapi, di sana aku melihat guratan-guratan kerinduan, kekecewaan, dan nasib yang telah lama kupendam selama dua puluh dua tahun ini. Yah, sudah dua puluh dua tahun aku memendam cinta dalam peti emas yang kugembok dengan rapat, lalu kubenamkan dalam jiwaku. Tapi cinta di dalam peti emas itu meronta-ronta dan memaksa ingin keluar. Aku berpikir sejenak, ada apa ini? Apakah ...

Baca selengkapnya →