Kala itu kau masih SMA. Sudah didatangi sesak dan jiwa berontak akan nasib, orang-orang, dan bahkan keluargamu sendiri. Semua di matamu seakan lawan yang membuat hatimu tak bisa damai.
Kau ingat sekali suatu hari saat pulang sekolah, jalan kaki, di bawah matahari yang masih miring di atas kepala, dan kau baru sampai di jalan depan rumahmu, dump truck lagi-lagi lewat menerbangkan debu-debu. Debu itu lengket ke wajahmu yang berpeluh juga ke serag...