Embun Karisma menghela napas panjang begitu langkah kakinya berhenti di depan pintu kaca besar bertuliskan "Semesta Ide". Gedung startup tempat ia bekerja selama lima tahun terakhir itu masih terasa seperti rumah keduanya. Ia mengenal setiap sudutnya, dari ruang brainstorming yang dindingnya penuh coretan spidol warna-warni, sampai pantry tempat kopi instan menjadi penyelamat ide-ide mentok.
Pagi ini, ia datang lebih awal dari biasanya. Bukan kare...