"Ndo, nggak tau kenapa firasatku buruk kamu KKN besok."
Sebuah chat singkat dari Gia, gadis tercantik setelah mamaku. Senyumnya, matanya, aku seperti melihat jelmaan diriku disana. Hubungan kami sudah terjalin kurang lebih empat tahun dan selama itu juga tak pernah sekalipun aku mencoba menyakitinya apalagi mengkhianatinya. Aku sangat menghormati kesetiaanku, apalagi Gia bilang dia akan jadikanku karakter utama di novelnya. Ya, Gia seorang penulis.
"Kamu tu beda dari cowok lain, makanya aku niat buat cerita ini untuk kamu." Ucapnya kala itu. Siapa yang nggak terharu coba.
Gia sudah kukenalkan dengan keluargaku sejak pertama kali aku menyatakan perasaanku padanya. Tak hanya itu, keluarga besar, sahabatku, teman - teman kuliah, bahkan dosenku juga sudah tau.
Jika ada yang bilang "Hubungannya langgeng ya, pasti banyak kesamaan." Salah. Justru aku dan Gia terlalu banyak perbedaan, salah satunya usia. Meskipun Gia lebih tua empat tahun dariku tapi dia awet muda. Dia masih terlihat sama dengan wanita seusiaku, dan karena perbedaan usia, Gia punya pengalaman yang lebih banyak seperti..
"Ndo, dulu waktu aku KKN, hampir semua temenku cinlok, mereka terlalu meremehkan batasan sampai ada yang selingkuh loh, kamu nggak gitu ya kan Ndo?."
Hal hal seperti itulah yang kadang buatku jengkel. Gia merasa bisa menebak hal hal yang belum terjadi. Padahal sudah banyak...