Langit sore itu berwarna jingga, dan angin yang bertiup pelan seolah membawa keheningan pada taman kota. Aku duduk di bangku kayu, memandangi orang-orang berlalu-lalang. Di tanganku ada sebuah kotak kecil berwarna biru, hadiah ulang tahun untuk dia—Rania. Namun, aku tahu, hadiah ini tidak akan pernah sampai kepadanya.
Aku menghela napas, mencoba menenangkan hati yang masih bergejolak. Semua kenangan itu kembali seperti film yang diputar ulang. Pertemuan pertama kami di perpustakaan kampus, caranya tersenyum saat aku salah menjawab pertanyaan dosen, hingga mala...