Gandark

Oleh: Ilestavan

Sore itu mendung. Tersaji lembayung sendu seperti langit akan menitikkan tirta kepedihan, sementara angin dari segala arah berkejaran penuh riang, dan siapa pun yang melihat Gani penuh keringat akan mengira dia habis berada dalam naungan terik matahari di pukul dua belas. Oh, bisa jadi habis membakar daging ayam yang aromanya tercium dari pedagang sate ujung jalan.

Benar, sih. Gani memang habis bakar daging, tapi bukan di tenda tukang sate. Gubuk ...

Baca selengkapnya →