Gandrung dalam diam

Oleh: widia

Gandrung dalam Diam

Setiap petang, Raneka menjemput Gandrung perasaannya yang agung, rasa rindu yang tak terperi. Seperti mantera yang tak pernah usai, ia mengulanginya di bawah langit jingga yang perlahan beranjak gelap. Cumbana, sungai kecil yang meliuk di antara ladang dan pepohonan tua, menjadi saksi bisu dari langkah-langkahnya yang pelan namun pasti. Di tepiannya, tempat di mana rerumputan tumbuh dengan liar dan angin bertiup membawa harum t...

Baca selengkapnya →