Sorot lampu kuning menembus jendela, mengisi ruang tamu tempat kami berkumpul. Terdengar suara pintu mobil ditutup.
Seseorang masuk, berambut klimis, bersepatu pantofel mengkilap, dengan seragam coklat dari atas sampai bawah. Ialah Narman, anak kedua yang secara karier paling mentereng di antara kami. Jabatannya kini adalah pegawai negeri sipil di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Jakarta.
“Assalamualaikum”
“Waalaikumusaalam” jawab kam...