Gretta Si Nenek Sihir

Oleh: Ariyanto

 “Saya?”

Wanita berusia sekitar 45 tahun itu mengangguk cepat dengan tersenyum. Memandangku beberapa saat sebelum kemudian mengangguk lagi. Tangannya bergerak, diisapnya rokok dalam-dalam, dua sesap sebelum kemudian diletakkan batang rokok itu ke asbak.

“Iya kamu. Aku butuh orang yang bisa aku andalkan untuk memperkuat timku,” ujarnya dengan suara berat. Wanita ini memang perokok berat, suaranya pun kupikir dari hari ke hari semakin berat saja. Cocok dengan citranya sebagai karakter bos yang banyak ditakuti anak buahnya di radio.

Aku terdiam. Ini tawaran yang menurutku menarik mengingat selama ini aku bukanlah penyiar dan pegawai yang berprestasi di stasiun radio tempatkku bekerja. Tidak jelek sih kinerjaku, tapi juga bukan yang menonjol dan berprestasi. Satu sisi aku bingung kenapa dia memilih aku, di sisi lain aku merasa tersanjung karena dia memilih aku.

Gretta, nama wanita itu. Saat dia datang ke stasiun radioku, posisinya bukanlah bosku secara langsung. Jadi stasiun radio tempat aku bekerja berada di bawah jaringan perusahaan pemilik puluhan radio di Jawa. Di setiap stasiun radio itu ditempatkanlah seorang manager yang incharge. Nah, di stasiun radio di mana aku bekerja, managernya adalah Mbak Widuri.

Aku cukup dekat dengan Mbak Widuri karena menurutku Mbak Widuri ini orangnya baik. Dia rajin beribadah, tutur katanya lembut dan tertata bagus, jarang marah, tapi di sisi lain cukup tegas dengan caranya sendiri. Dia mengajariku banyak hal tentang dunia broadcast.

Pernah ada saat di mana aku membuat kesalahan fatal, ada penyiar senior yang cuti dan aku harus menggantikannya dalam satu program...

Baca selengkapnya →