Entah berapa lama Sandi duduk dengan mata nanar, mematung, hampir melorot di pinggir ranjang yang berantakan parah. Mata nanar itu menatap dinding abu-abu di depannya, tak berkedip sama sekali entah sudah berapa lama. Dalam hening yang dalam dia menyadari kalau dinding kamarnya ternyata jauh dari kata lebar. Warna abu yang kusam, karena terakhir dicat oleh pemilik kos lebih dari satu dekade lalu, membuat dinding yang dipenuhi retakan tipis itu ta...