Pagi ini aku pergi ke sekolah dalam keadaan terburu-buru. Beruntung aku berhasil sampai sebelum gerbang sekolah benar-benar ditutup. Tanpa pakai basa-basi, segera ku masuki kelas sebelum tertangkap oleh guru, bisa-bisa diomeli aku. Hari ini; di les pertama adalah mapel sejarah, sialnya aku malah terlupa mengerjakan tugas rumah.
Terkadang aku lupa, atau terkadang dibeberapa situasi aku telah mengingatnya tetapi tidak termotivasi untuk menyelesaikannya.
“Sudahlah, tamat sudah riwayat ku! Habis lelah kakiku bakal kena hukum berdiri sama Bu Aya ...,” pikirku panik. Aku ingin meminta tolong pada teman sebangku, tapi sayangnya dia juga tidak datang lagi hari ini.
Alina. Belakangan ini ..., dia tidak masuk sekolah lebih dari seminggu. Begitu masuk pun, dia dalam keadaan yang tak ku ‘kenali’. Hubungan kami mulai merenggang semenjak pertengahan semester. Aku mungkin juga ikut salah dalam pertengkaran kecil itu, tapi entah kenapa dia meresponnya dengan serius.
“Ria ....” Bisik seseorang di belakang.
“Eh Ayu? Iya, kenapa tuh?” Tanya ku.
“Kamu belum mengerjakan tugas kan? Ini lihat punyaku. Cepat selesaikan, sebelum Bu Aya datang.” Ujarnya.
Aku terharu. Bisa-bisanya aku...