Hujan dan Secangkir Kopi Panas

Oleh: bomo wicaksono

Seorang gadis manis dengan secangkir kopi panas selalu menemani waktuku saat aku mampir di sebuah kafe di tepi jalan raya antar kota. Seperti yang terjadi menjelang siang hari ini, saat sang mentari baru naik sepenggalah.

***

Dia bernama Paramitha, tapi lebih sering dipanggil Mitha. Tiga tahun lebih muda usianya dariku. Itu pengakuannya saat pertama kali aku berkenalan dengannya, dua tahun yang lalu. Dia berambut hitam panjang sebahu serta berlesung pipit. Berkulit bersih coklat sawo matang. Tinggi tubuhnya semampai tapi sedikit lebih pendek dari aku.

Aku baru tahu kalau dia adalah pemilik kafe ini dari salah seorang pramusajinya. Ketika pagi itu salah seorang pramusaji dengan tergopoh-gopoh mendatangi Mitha yang sedang ngobrol denganku. Dia meminta maaf karena belum datang saat aku mampir ke kafe ini. 

"Maaf, Mitha, atas keterlambatan saya," kata pramusaji itu.

"Tidak apa-apa! Ini juga masih terlalu pagi. Baru saja aku membuka kafe kita. Dia mampir karena di luar hujan. Hanya ada aku. Akhirnya, aku yang membuatkan kopi untuknya dan .....

Baca selengkapnya →