Malam itu, di sebuah kafe kecil di sudut Kota Pelangi, Nara duduk sendiri di pojok ruangan sambil memandangi derasnya hujan di luar jendela. Suara piano mengalun lembut mengiringi suasana hati yang sendu. Hatinya masih terasa kosong sejak kepergian Fadil, mantan kekasihnya yang memilih karir di luar negeri daripada melanjutkan hubungan mereka.
"Maaf, kursi ini kosong?" Sebuah suara lelaki yang dalam menyela lamunannya.
Nara menoleh, mendapati seorang pria ber...