“Satu …!”
Wasit tinju menepuk-nepuk matras di depan wajahku, aku sudah tersungkur akibat pukulan telak di bagian wajahku.
Tidak kusangka di awal karirku, aku akan langsung bertanding dengan seorang petinju andalan yang terkenal sudah banyak membuat lawan KO. Tubuhku memang besar, otot menonjol di mana-mana, tapi pada saat wasit berteriak menghitung, napasku sudah di ujung.
“Dua …!”
Wasit terus menghitung, jujur saja aku sudah tidak kuat...