Jalan Cemara No. 8

Oleh: Shinta Larasati Hardjono

Hujan deras mengguyur kota, menciptakan irama monoton yang menggema di seluruh penjuru. Di sebuah kafe kecil di sudut jalan, Ayesha duduk sendiri, tatapannya terfokus pada tetesan hujan yang jatuh di luar jendela. Sudah hampir sejam dia menunggu, dan meskipun perasaannya campur aduk, dia tahu bahwa pria yang dia tunggu pasti akan datang.

Dia adalah Arka, lelaki yang selama dua tahun terakhir ini mengisi hari-harinya dengan kebencian dan kecintaan yang sama kuatnya. Mereka bekerja di perusahaan yang sama, bahkan duduk di divisi yang sama. Pertemuan pertama mereka adalah bencana—Ayesha menjatuhkan kopi panas di kertas-kertas penting Arka, dan sejak saat itu, seolah takdir memutuskan bahwa mereka akan selalu berseberangan.

Arka tiba dengan mantel hitam yang basah kuyup. Dia mengibas-ngibaskan air dari rambutnya sebelum duduk di depan Ayesha, dengan senyuman mengejek yang sudah terlalu Ayesha kenal.

"Kamu lama sekali," kata Ayesh...

Baca selengkapnya →