Tidak banyak yang tahu, tapi setiap pukul 03.30 pagi, lonceng tua di atap sekolah dasar yang telah terbakar itu berdentang pelan. Suaranya tidak nyaring, bukan seperti lonceng upacara Senin yang membangunkan semangat. Dentangnya berat, lambat, dan anehnya—berulang tiga kali saja.
Pak Winarno tidak pernah bercerita tentang hal ini kepada siapa pun. Ia hanyalah seorang penjaga sekolah tua yang menolak pindah, meskipun sekolah tempatnya bekerja tel...