Disini, di hadapan semua yang hadir aku diam berdiri. Pandangan mataku mengarah pada semua hadirin yang ada untuk menyaksikan acara pengucapan ijab kabulku...
Semuanya seperti mimpi dan berjalan apa adanya dalam bimbingan tangan Sang Maha Pengasih yang menuntunku hingga aku berani mengambil keputusan untuk menikahinya. Walaupun begitu banyak nada sumbang dan minor, namun inilah keputusanku.
Dia atasanku, manager di perusahaan yang kebetulan milik papanya. Semula tak terlintas dalam pikiranku untuk menikahinya. Jangankan menikahi, mendekati dan menjadikannya pacarku ...