Tangisku semakin menjadi-jadi. Orang-orang yang melihatku hanya bisa tertunduk sambil menggumamkan doa-doa. Irana dan Yaya, teman karibku, ikut mengelus punggungku dengan lembut.
Ustadzah Ainon memelukku hangat. Meskipun sudah berumur, namun sosok sepertinya mampu memberikan kehangatan kepada orang-orang di sekitarnya. Dia sudah seperti keluarga bagiku. Dia begitu memperhatikanku semenjak pertama kali aku menjadi murid mengajinya.
Malam ini, Ibu...