Langit Bogor sore itu berwarna kelabu, sama kelabunya dengan semangat Faiq. Dari jendela kamar kosnya di lantai dua, ia bisa melihat rintik hujan pertama mulai jatuh, menato aspal jalanan dengan bintik-bintik gelap. Di layar laptopnya, kursor berkedip-kedip di halaman ke-73 dari draf skripsinya. Berkedip-kedip, mengejeknya. Seharusnya ia bersemangat, karena hanya tinggal satu langkah lagi menuju gerbang kelulusan. Seharusnya.
Tapi Faiq tidak mer...