Jatuh Cinta di Antrian Bakso
Sore di desa Sukamukti selalu punya cara sendiri untuk menenangkan hati. Angin membawa aroma tanah basah, anak-anak berlarian di jalan tanah, dan suara gerobak bakso yang digedor pelan—“Baksooo… panas…!”—jadi musik latar yang menandai waktu pulang kerja.
Rian menuruni jalan setapak dengan baju lusuh penuh debu bengkel. Seharian dia memperbaiki motor warga, dan perutnya sudah memprotes sejak setengah jam lalu. Begitu melihat ...