AKP Randy dan AKP Eddie ditugaskan ke Singapura oleh Kababintelkam Polri untuk mengusut bisnis perjudian dan narkotika terbesar di Asia Tenggara, yang ternyata itu hanyalah siasat dari Kababintelkam yang mempunyai 50% saham di bisnis tersebut untuk membunuh 2 ajudan tersebut lewat kaki tangan koleganya. Singkat cerita, pembunuhan tersebut terjadi di kediaman Ferdinand Kurniawan lewat perantara Tony, mereka dibunuh oleh senjata AK-47 yang diberikan oleh Billy kepada Ferdinand dan untuk menyiasati kasus pembunuhan tersebut mereka meminta bantuan terhadap rekan Tony yaitu pengusaha media pertelevisian, Fredrick Pasaribu untuk memberitakan bahwa “2 polisi Indonesia ditemukan tewas bersimbah darah karena cekcok masalah pribadi”. Ferdinand juga menelpon rekan Tony yaitu pengacara ternama Haraldy Wattimena untuk menutupi kasus ini dan menyogok Haraldy dengan cek US$50 Juta.
Di lain tempat, AKP Genta dan AKP Roy berhasil menggrebek markas narkotika dan perjudian lewat kemampuan intelijennya yang diatas rata-rata. Namun, Kababintelkam yaitu Komjen Billy malah menutup kasus tersebut, hal ini membuat Genta dan Roy memprotes keputusan Komjen Billy dan menilainya tidak professional sebagai Kababintelkam. Pernyataan tersebut membuat Komjen Billy geram dan menskors AKP Genta d...