Dongeng itu dimulai lagi. Suaranya yang mengalir benar-benar ajaib. Walau tidak begitu merdu (serak malah), namun terdengar seperti denting Bethoven di telinga kami. Semakin mendekat semakin pulas pula kami di atas tumpukkan buku. Aku curiga guru sejarah kami mempunyai titisan darah seorang penyihir. Bagaimana tidak jika di setiap jam pelajarannya semua anak langusng pergi kea lam bawah sadar mereka secara spontan. Bahkan Saskia, anak yang dikena...