Di sebuah kota kecil yang terletak di tepi hutan lebat, tinggal seorang perempuan bernama Rina. Sejak kecil, Rina selalu terpesona oleh cerita-cerita lama yang diceritakan oleh neneknya. Cerita tentang kerajaan yang hilang, peradaban kuno, dan rahasia yang terkubur di dalam tanah. Rina menghabiskan berjam-jam di perpustakaan kota, menyusuri lembaran-lembaran buku sejarah yang memberi hidup pada kisah-kisah itu. Mimpi terbesarnya adalah menjadi seorang arkeolog, menemukan artefak yang dapat mengungkapkan kembali misteri masa lalu.
Suatu sore yang cerah, saat Rina sedang mencari buku di rak bagian belakang perpustakaan, matanya tertuju pada lembaran kuno yang tersembunyi di antara tumpukan buku. Dengan hati berdebar, ia menarik buku itu keluar dan mulai membacanya. Buku tersebut berisi peta kuno yang menggambarkan lokasi sebuah situs bersejarah yang hilang, yang konon terletak di dalam hutan di dekat kota mereka. Peta itu menggambarkan rute yang rumit, dikelilingi oleh simbol-simbol misterius yang membuatnya semakin penasaran.
Rina tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Ia merasakan bahwa penemuan ini bukanlah kebetulan semata. Dengan tekad yang menyala, ia berencana untuk mencari tahu lebih lanjut tentang situs tersebut. Namun, ia menyadari bahwa ia tidak dapat melakukannya sendirian. Ia segera memikirkan sahabat karibnya, Dimas, seorang ahli flora dan fauna yang memiliki pengetahuan luas tentang alam, dan Maya, seorang fotografer berbakat yang selalu membawa keindahan melalui lensa kameranya.
Setelah mengumpulkan mereka berdua di kafe kesukaan mereka, Rina mulai menjelaskan temuan peta itu. Dimas terlihat antusias, sementara Maya tak sabar untuk mengabadikan setiap momen dari petualangan ini. Ketiganya bersemangat, membayangkan apa yang mungkin mereka temukan di hutan, berpikir tentang artefak yang bisa menambah pengetahuan sejarah mereka, dan, yang paling penting, jejak waktu yang mungkin telah hilang.
Dengan perasaan campur aduk antara antusiasme dan ke...