Emosinya masih juga menggelegak. Padahal aku sudah berulangkali menasehatinya.
“Jadi sampai hari ini adikmu masih tak menegurmu?” tanyaku.
Dia mengangguk.
“Mungkin dia masih marah karena peristiwa itu.”
“Seharusnya aku yang marah!” Katanya. “Dia sudah merendahkan harga dirinya sebagai seorang wanita. Percuma saja dia mengenakan jilbab.”
Aku diam menatapnya. Wajar saja kalau adiknya masih marah padanya. Tapi dia juga tak salah karena apa yang dia lakukan hanyalah untuk membela kehormatan adiknya.
Semuanya bermula saat aku dan dia mencari adiknya pada malam minggu kemarin. D...