Sudah hampir pukul 12 malam, sepi, sesekali terdengar suara burung malam yang bertengger di atap rumah. Ia merasakan nyeri, seperti ada yang aneh dalam rahimnya, tidak biasanya. Ia berfikir apakah karena alat KB yang ditanam dalam rahimnya akan terlepas, atau dalam posisi yang bergeser dari semestinya. Ia berfikir tentu sudah terlalu malam untuk memeriksakan diri ke dokter di puskesmas yang menangani faskesnya. Dalam hening, ia hanya bisa menahan perih, sementara suaminya sudah terbuai dalam lelap.
Keesokan paginya, ia tak bercerita apapun ke suaminya. Dengan pakaian dinas khas petani, membawa cangkul dan caping penutup kepala, suaminya berpamitan hendak menu...