KABUT MERAH

Oleh: moris avisena

Ketika berpikir kematian, aku merasa ngeri. Membayangkan bagaimana rasanya nyawa ini sedang meregang, detak jantung yang berisik sedang dipaksa untuk diam, muka memucat dan memudar. Puncak dari kesakitan yang mendatangkan suara raungan seakan sedang dikuliti hidup-hidup. Roh yang bersemayam pada jasad sedang ditarik keluar dengan tidak santun. Sisa detik yang ada dan setiap napas yang berembus menjadi sesuatu yang sangat mewah. Aku anggap mati a...

Baca selengkapnya →