Aluna nyaris menitikkan air mata, tapi buru-buru menahannya di hadapan Sasha. Sahabatnya itu menatap dengan sorot iba yang tak lagi bisa disembunyikan. Belakangan ini Aluna memang terlalu sering menangis, kehilangan waktu, tertekan, dan lelah. Semuanya gara-gara cowok gila itu.
“Lun, kalau kamu udah capek sama Enzo,” Sasha mengembuskan napas berat, “please, tinggalin dia.”
Detik itu juga Aluna menggeleng lemah. “Aku nggak bisa, Sha,..