Kematian dalam Ingatan

Oleh: Mufida Namsa

Hujan malam menguapkan angin sendu melalui celah jendela. Rintiknya mengalun menjadi irama pengantar tidur yang melelapkan. Gemericik api menyingkirkan rintik perlahan, beradu bersama suara dari puing-puing kaca yang tak berbentuk lagi. Sebuah tangan mendorongnya, tersungkur diantara tumpukan kardus-kardus bekas. Kobaran api merayapi lembaran-lembaran kertas tak berdosa, melupakan rintik hujan dan gelegarnya pada sang malam. 

Ruangan menggelap se...

Baca selengkapnya →