Pramono memandang wanita tua di hadapannya. Tangannya menggenggam jemari istrinya erat, dirasakannya tangan mungil itu dingin sekali.
“Apakah tidak bisa berubah keputusannya, Bu?”
“Tidak bisa, Pram, ini sudah pilihan leluhur kita.”
“Tapi kan Niken sudah menikah, Bu, sedangkan yang saya tahu penari seblang itu harus masih perawan.”
“Tugas istrimu belum selesai. Dia baru dua kali menari seblang, harus diselesaikan tiga kali di tahun i...